IndoNLP

Langit seakan terbelah dan hujan turun dengan derasnya bak ditumpahkan dari langit. Genangan air semakin meninggi. Lelaki tua ini memandang sekeliling dan bertanya-tanya dalam hati, jangan-jangan ini merupakan tanda dari Tuhan. Ia bingung bagaimana caranya menyelamatkan diri. Akhirnya ia memutuskan cara terbaik adalah berdoa, dan yakin pada Tuhan.

Beberapa saat kemudian ketika banjir makin meninggi, seorang pria dengan dua penumpang di dalamnya mengayuh rakitnya mendekati lelaki tua ini. “Masuklah dalam perahuku, Pak Tua,“ teriak ketiga penumpangnya. “Selamatkan dirimu!”, lanjut si pria sambil mengangsurkan tangannya ke arah Pak Tua untuk membimbingnya naik dalam rakit mereka.

Tetapi lelaki tua menjawab, “Tidak, terima kasih. Aku akan tinggal di sini. Aku yakin pada Tuhan dan Tuhan tidak akan membiarkan aku tenggelam. Tolonglah orang lain saja.”

Banjir makin tinggi dan terus meninggi hingga menyentuh langit-langit rumahnya. Lelaki ini naik ke lantai dua rumahnya sambil membawa beberapa harta berharganya. Setelah beberapa saat, sebuah perahu karet lewat di depannya dan orang di dalamnya meminta lelaki tua ini untuk ikut perahunya, “Masih banyak tempat kosong, Pak Tua, naiklah ke sini.” Teriak mereka.

“Tidak, terima kasih,“ sahutnya. “Aku percaya, Tuhan pasti akan menolongku.”

Hujan semakin deras turun dan genangan air menjadi semakin tinggi, sehingga memaksa lelaki tua ini naik ke atap rumahnya. Beberapa saat kemudian sebuah helikopter mendatanginya dan sebuah suara keras terdengar dari pengeras suara, “Aku akan menurunkan tangga, naiklah ke sini, Pak Tua.”

“Tidak, terima kasih,“ jawabnya. “Aku percaya, Tuhan akan segera menolongku.”

Akhirnya banjir tak tertahankan lagi dan menyapu seluruh rumah, sehingga lelaki tua ini mati tenggelam. Ketika sampai di akhirat, lelaki ini mengeluh kepada Tuhan: “Tuhan, hamba percaya kepadaMU. Hamba terus menerus berdoa dan berdoa tiada henti. Mengapa Engkau membiarkanku tenggelam dan tidak membantuku dari banjir besar itu?!”

“Aku sudah membantumu,“ sahut Tuhan. “Aku telah mengirimkan rakit, perahu karet dan sebuah helikopter kepadamu, tetapi rupanya kau memang memilih untuk tenggelam!”

………Artkel ini bersambung di bulan September 2016

Sumber :
Buku # 2 dari 3 buku terbaru RH Wiwoho yang terangkum dalam
Trilogi Pemimpin, Wanita dan Terapis.

Trilogi # 1 berjudul : Ketika Maju Salah Mundur pun Salah,
Trilogi # 2 : Terapi-terapi Kilat, dan
Trilogi # 3 : Sahabatku Bernama Takut.
Tersedia di toko buku terdekat.

Agustus 2016