IndoNLP

3 LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENULIS SECARA DRAMATIS

 

  • Dalam hal menulis, bagaimana cara Anda untuk menginspirasi dan mentransformasi audiensAnda? Apakah Anda menulis sebagai seorang penulis amatir atau sebagai profesional?Para penulis amatir menulis hanya untuk kepentingan menulis semata. Tak ada visi misi yang

    berdampak pada audiens atau pembacanya.

    Meskipun menghasilkan portofolio tulisan yang banyak sekali pun, atau memberikan

    kesenangan pribadi kepada mereka, namun hal ini tidak berdampak meningkatkan prospek

    bisnis, memperbaiki dunia, atau menggerakkan audiens untuk move on.

    Jadi, apa sesungguhnya tujuan dari tulisan yang hebat, dan bagaimana hal itu dapat mengubah

    presentasi Anda?

    Penulis profesional selalu memiliki satu tujuan utama untuk semua tulisan mereka, yaitu

    mentransformasi atau mengubah audiens mereka.

    Para penulis brilian berusaha untuk membantu para pembaca melihat sesuatu melalui perspektif

    yang berbeda, bertindak secara berbeda dan/atau mengubah cara mereka berinteraksi dengan

    dunia.

    Setiap orang bisa memainkan kata-kata dan merangkai kalimat secara lengkap, seperti yang

    sering dilakukan oleh para blogger.

    Namun, jika Anda benar-benar ingin tulisan Anda berdampak, maka Anda harus belajar

    bagaimana trik menulis untuk transformasi.

    Inilah perbedaan antara tulisan yang sekadar informatif dan menarik dengan yang persuasif.

    Untuk meningkatkan kekuatan tulisan Anda agar mampu menggerakkan audiens, simak tiga

    langkah sederhana membuat tulisan transformatif berikut:

    1) menulis untuk audiens yang spesifik,

    2) menggunakan ruang yang tepat, dan

    3) memilih serta mengeksekusi 1 dari 3 jenis transformasif yang paling tepat.

    Mari kita kupas satu per satu ketiga langkah tsb.

    1. Audiens yang spesifik

     

    Jika ingin menjangkau audiens Anda, sangat penting bagi Anda untuk memahami mereka lewat

    perspektif Anda sendiri, dan kemudian menulisnya ke dalam perspektif mereka.

    Jangan coba paksakan menggunakan prespektif Anda, karena tidak akan terkoneksi.

    Saya, misalnya. Hal pertama yang saya lakukan ketika akan menulis untuk konten adalah

    mengidentifikasi target audiens saya.

    Itu berkaitan dengan hal-hal seperti: usia, jenis kelamin, ras/etnis, lokasi, tingkat pendapatan,

    kebiasaan membeli, hobi, bakat, minat, dll.

    Ketika saya tahu dengan siapa saya akan berbicara, maka saya siap untuk menyesuaikan pesan

    secara khusus agar beresonansi dengan mereka secara personal.

    Misalnya, kata-kata seperti revolusioner, style, fresh, viral, atau trendi kemungkinan besar akan

    beresonansi dengan kelompok usia 18-25 tahun.

    Sedangkan rentang usia 60-70 tahun mungkin akan bereaksi negatif terhadap kelompok kata

    tersebut.

    Boleh jadi mereka lebih menyukai kata-kata seperti terbukti, aman, nyaman, dan masuk akal.

    1. Ruang yang tepat

    Yang saya maksud dengan ruang adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan

    Anda.

    Saat ini tersedia banyak sekali media yang dapat Anda pilih dan gunakan.

    Anda bisa memanfaatkan majalah, surat kabar, jurnal, buku, iklan radio dan TV, blog, whatsapp,

    situs web, facebook, IG, youtube dll.

    Media yang akan Anda pilih sebaiknya disesuaikan dengan audiens yang akan Anda jangkau.

    Misalnya, jika saya menulis artikel panjang tentang kebijakan moneter yang ditujukan untuk para

    akademisi, ekonom, serta pelaku/pemerhati ekonomi, tempat terbaik mungkin adalah jurnal

    ilmiah.

    Hanya segelintir orang yang tahan membaca tulisan panjang lebar, lengkap dengan grafik-grafik

    data penunjangnya di layar komputer.

    Saya pun mungkin tidak akan memiliki cukup ruang untuk menyampaikan gagasan/poin

    pembicaraan, jika saya memilih majalah hiburan atau popular.

    Di sisi lain, jika konten saya ringkas, sederhana, dengan jangkauan audiens yang lebih luas,

    mungkin menempatkan artikel di surat kabar, twitter dan whatsapp lebih masuk akal dan efektif.

    Sahabat, hampir setiap hari kita dihadapkan pada komunikasi tertulis. Namun belum tentu

    semuanya kita baca sampai tuntas.

    Bahkan mungkin sebagian besar hanya kita baca sepintas judulnya lalu kita abaikan begitu saja.

    Akan berbeda halnya jika pesan yang sama disajikan di tempat yang lebih cocok bagi kita.

     

    Kemungkinan kita menyisihkan waktu untuk membacanya akan jadi lebih besar.

    Jadi, menulis untuk transformasi membutuhkan pemilihan jenis media yang klop dengan konten

    dan audiens kita.

     

    1. Transformasi yang tepat

    Jika Anda ingin pesan/tulisan Anda benar-benar berdampak, Anda harus belajar menulis

    persuasif… menulis untuk tujuan transformasi.

    Ada tiga jenis transformasi, yaitu: TAHU, RASAKAN, dan LAKUKAN (know, feel and do).

    • Transformasi untuk TAHU, artinya kita berusaha agar tulisan kita memberikan informasi baru

    kepada pembaca.

    Atau bisa juga informasi lama yang dianalisa dengan cara atau aspek yang berbeda.

    Tujuannya, untuk membantu pembaca agar mengetahui dan belajar hal-hal yang belum/tidak

    mereka ketahui sebelumnya. Endingnya, tulisan itu akan mentransformasi kehidupan dan

    perspektif mereka.

    Contohnya, memberikan informasi bahwa tibanya musim hujan dapat berisiko datangnya banjir,

    terutama jika warga terbiasa membuang sampah di got.

    • Transformasi RASA, artinya kita berusaha agar tulisan kita mampu membangkitkan/

    menggugah emosi audiens secara signifikan.

    Misalnya, tulisan tentang banjir yang diakibatkan kebiasaan warga membuang sampah di got.

    Tulisan ini membuat pembacanya merasa bahwa membuang sampah sembarangan adalah

    tindakan yang salah dan merugikan lingkungan sekitar.

    • Dan terakhir, transformasi LAKUKAN, artinya tulisan kita mampu membuat audiens

    mengambil tindakan yang sangat spesifik, segera, dan berdayaguna.

    Contohnya, tulisan yang mengajak pembacanya untuk membuang sampah pada tempatnya,

    atau secara swadaya membersihkan got di sekitar rumah untuk mencegah banjir di lingkungan

    sekitar.

    Bedanya penulis amatir dan profesional, ketika melihat hal ini maka penulis amatir akan

    mencoba melakukan ketiganya sekaligus.

    Sementara para penulis profesional lebih berfokus pada salah satunya, karena mereka yakin hal

    ini akan mempengaruhi dua yang lainnya.

    Nah sahabat, inginkah Anda melihat kehidupan orang berubah setelah mereka membaca tulisan

    Anda?

    Apa perubahan yang ingin Anda lihat? Apakah Anda ingin mereka sekedar TAHU, bisa

    me-RASAKAN, atau bahkan me-LAKUKAN sesuatu?

     

    Jangan ambil tiga-tiganya. Pilih salah SATU saja, lalu eksekusi dengan baik. Sisanya akan

    berjalan dengan sendirinya.

 

 

Sumber:  
Channel Youtube
RH Wiwoho
 

Link Youtube:

3 LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENULIS SECARA DRAMATIS

September  2022