Orang menggunakan metafora secara alami; kadang tidak menyadarinya (unconscious), tetapi itu tercermin dalam pemikiran serta tindakannya sehari-hari. Metafora-metafora yang dipilih untuk mendeskripsikan dirinya akan punya efek besar pada bagaimana orang tersebut membangun peta/model dunianya (model of the world). Misalnya, seseorang yang memandang hidup ini sebagai sebuah pertempuran tidak hanya secara sempit akan memikirkan kata-katanya saja, tetapi sesungguhnya ia hidup di atas ungkapan yang digenggamnya: berharap adanya konflik, menyiapkan banyak senjata serta amunisi, mencoba untuk menyerang musuh-musuhnya, kalau orang lain menang maka dia kalah, dan seterusnya.
Berikut adalah beberapa metafora kehidupan yang sering digunakan orang. Anda harus cermat memilihnya, sebab hal ini akan mempengaruhi pemikiran, tindakan dan implikasi-implikasi lainnya dalam hidup Anda.
Hidup adalah Sebuah Permainan
Saya suka dengan frasa ini, karena secara pribadi saya punya banyak pengalaman memprogram dan memainkan computer game, yang secara tidak langsung mengubah dan memperkaya hidup saya.
Ketika Anda menganggap hidup hanya sebagai sebuah permainan, Anda akan memperlakukan kejadian-kejadian tidak dengan terlalu serius, dan imbasnya jarang merasa stress. Tidak ada sesuatu pun yang bisa menghancurkan hidup Anda, karena semuanya itu hanyalah permainan (game). Ini sebuah pemikiran yang bijak. Selain itu, karena hanya sebuah permainan, kadang diijinkan untuk membuat kecurangan-kecurangan kecil dan boleh mengeksploitasi sumberdaya yang tersedia. Seperti halnya sebuah game dalam dunia maya, Anda boleh menghabiskan seluruh peluru atau senjata yang tersedia.
Hidup adalah Sebuah Mimpi
“Segala sesuatu sesungguhnya cuma permainan pikiran Anda saja,” kata orang yang meyakini metafora ini. Misalnya, saya sering sekali mengalami “keajaiban-keajaiban” dalam hidup, yang barangkali akan lebih mudah dijabarkan dalam “alam mimpi” ketimbang menerangkannya dengan “akal sehat”.
Seperti halnya metafora “Hidup adalah sebuah permainan” di atas, frasa ini juga membuat yang bersangkutan tidak terlalu serius menanggapi kejadian-kejadian yang menimpanya. Banyak ketakutan serta kecemasan memudar ketika Anda menganggap hidup hanya sebuah mimpi.
Hidup adalah Sebuah Film
Ibaratnya Anda datang ke bioskop, membeli karcis, memesan popcorn plus sebotol air mineral, lalu duduk dengan tenang menikmati drama kehidupan layar perak di depan Anda. Di tangan sutradaranya, artis hanya mengikuti script-nya saja. Sebagai artis atau aktor, Anda punya kendali ketika memainkan sebuah karakter, identitas dan ego seseorang. Anda boleh berkreasi sepanjang tidak keluar dari naskah cerita yang telah ditentukan. Kadang Anda juga boleh menolak sebuah peran, bila Anda mau menanggung akibatnya. Yang pasti, usai film diproduksi serta ditayangkan, Anda bebas menentukan film-film (baca: kehidupan) Anda selanjutnya.
Hidup adalah Sebuah Tarian
Tarian merepresentasikan bahwa kehidupan hanyalah interaksi sosial dengan pemain-pemain lain sebagai latar belakang/depannya. Oleh karena itu keberhasilan finansial serta material kurang begitu penting lagi. Ukuran kualitas hidup adalah cara kita berinteraksi dengan setiap orang yang berada di sekitar kita.
………… artikel ini bersambung di bulan April 2015
Sumber :
Buku # 3 dari 3 buku terbaru RH Wiwoho yang terangkum dalam
Trilogi Pemimpin, Wanita dan Terapis.
Trilogi # 1 berjudul : Ketika Maju Salah Mundur pun Salah,
Trilogi # 2 : Terapi-terapi Kilat, dan
Trilogi # 3 : Sahabatku Bernama Takut.
Tersedia di toko buku terdekat.
Maret 2015