Ketika program komputer Power Point (PP) pertama kali diluncurkan, tujuannya adalah untuk membuat presentasi seseorang menjadi semakin memikat dan kreatif. Namun banyak presenter dan trainer yang kemudian justru menganggapnya sebagai pengganti dirinya. Tak mengherankan kalau PP sekarang menjadi kehilangan gregetnya dan bahkan secara sarkastis sering dianggap sebagai obat tidur. Lho kok?
Kunjungan Pertama
Seorang pasien pergi mengunjungi dokternya dan mengeluhkan gangguannya. “Dokter, akhir-akhir ini saya sulit sekali memicingkan mata,” katanya. “Semua tips buku self help sudah saya lakukan: dari mulai menghitung mundur angka 100 sampai 1, minum wedang jahe, pijat, sauna, sampai berendam air dingin, tak satu pun yang manjur.”
Dokternya menjawab, “Baiklah. Telan tablet ini sebelum pergi tidur dan kabari saya besok.”
Kunjungan Kedua
Pada kunjungan kedua sang pasien masih mengeluh. “Dokter, saya masih belum bisa tidur. Saya benar-benar frustrasi. Saya butuh solusinya.”
Dokternya menjawab, “Baiklah. Anda boleh menggandakan dosisnya. Silakan telan dua tablet sekaligus sebelum pergi tidur dan kabari saya besok.”
Kunjungan Ketiga
Pada kunjungan ketiga sang pasien masih saja mengeluhkan gangguannya. “Dokter, obatnya belum manjur. Bolehkah saya menggandakannya lagi? Maksud saya menelan empat tablet sekaligus?”
Kali ini dokternya menjawab, “Tidak boleh. Itu berbahaya,” katanya. “Tapi tunggu sebentar, saya punya ide bagus. Cobalah ini.”
Sang pasien kebingungan. “Dokter, apa yang harus saya lakukan dengan mesin ini?“ tanyanya.
Dokternya menjawab, “Bawa pulang alat ini. Colokkan catudayanya ke outlet listrik di rumah, hidupkan mesinnya dan arahkan gambarnya ke dinding. Dijamin Anda akan tertidur pulas dalam beberapa menit,” lanjutnya.
Sang pasien dengan wajah lugu, bertanya, ”Saya masih bingung, Dokter. Ini sebenarnya apa?”
Dokternya menyahut, “Rumah sakit ini menyelenggarakan in house-training untuk para stafnya. Alat ini adalah sebuah projektor yang berisi 30 menit slide presentasi. Kalau ini tidak bisa membuat Anda tidur, maka tidak ada cara lain lagi.”
***
Pengalaman saya, hampir semua presentasi terbaik yang pernah saya ikuti justru tidak menggunakan slide samasekali. Seminar dan workshop yang saya selenggarakan skornya justru tertinggi, ketika saya hanya menggunakan white board dan flip chart. Bagaimana dengan Anda?
Sumber :
Buku # 3 dari 3 buku terbaru RH Wiwoho yang terangkum dalam
Trilogi Pemimpin, Wanita dan Terapis.
Trilogi # 1 berjudul : Ketika Maju Salah Mundur pun Salah,
Trilogi # 2 : Terapi-terapi Kilat, dan
Trilogi # 3 : Sahabatku Bernama Takut.
Tersedia di toko buku terdekat.
April 2014