IndoNLP

REFRAMING UNTUK MEMUDAHKAN HIDUP ANDA

Adakah hal baik dan buruk?

 

Bila Anda mendengar berita-berita berikut:

  • Harga beras naik.

Menurut Anda, berita baik atau buruk? Tentu Anda akan menjawab: tergantung. Baik untuk para pedagang beras karena labanya naik, dan buruk untuk para ibu rumah tangga karena mereka harus merogoh kocek lebih dalam.

  • Bunga bank turun.

Berita baik atau berita buruk? Boleh jadi, baik untuk para debitur bank karena mereka akan membayar bunga lebih rendah untuk pinjamannya, dan buruk bagi para penabung karena keuntungan dari tabungannya menjadi lebih kecil.

  • PT. ANU bangkrut.

Berita baik atau berita buruk? Saya tebak Anda akan menjawab: Buruk untuk para karyawan atau supplier di perusahaan itu, dan baik untuk para kompetitornya karena pesaingnya berkurang satu.

Jadi, adakah hal baik dan buruk secara absolut di dunia ini?

Sekarang Anda tahu, baik buruknya suatu hal tergantung pada konteks-nya.

Artinya: tergantung apa, siapa, kapan, di mana dan bagaimana orang melihat, mendengar serta merasakannya.

 

Sudut Pandang

Mungkin Anda pernah mendengar seseorang yang tidak pernah merasa sedih dalam hidupnya. Apa rahasianya? Karena ia selalu melihat kejadian dengan persepsi atau sudut pandang yang lain.

Misalkan, suatu hari dia pulang kerja dalam keadaan haus luar biasa. Di meja makan dia melihat setengah gelas es teh. Alih-alih berkata: “Ah, sayang cuma setengah gelas,” dia justru mengatakan: Syukurlah ada setengah gelas es teh.”

Lagi pula, apabila ia menggerutu, apakah gerutuannya bisa mengubah fakta setengah gelas es teh tadi menjadi segelas penuh? Tidak, bukan? Apa yang bisa Anda petik dari metafora di atas? Dalam banyak kasus, Anda selalu bisa mengubah apa yang Anda rasakan bila Anda mau melihat sesuatu hal dari sudut pandang yang lain. Pencarian makna baru dari sesuatu yang kita temui/ hadapi dikenal sebagai Reframing (membingkai ulang), yang berasal dari kata Frame atau bingkai.

Cobalah Anda memasang lukisan dengan bingkai putih polos, lalu bandingkan jika Anda menggunakan bingkai bermotif. Kesan yang tercipta tentu akan berbeda.

Apapun kejadiannya, Anda akan selalu bisa memandang dari sudut positifnya. Kita memiliki seperangkat frasa bijak seperti: mengambil hikmah, memetik pelajaran, look at the bright side dan untung cuma…. seperti yang biasa diucapkan oleh saudara-saudara kita orang Jawa.

Mari kita lihat contohnya: Bos Anda cerewet. Anda bisa berkeluh kesah mengenai perilakunya yang menyebalkan itu, tapi Anda juga dapat melakukan Reframing dengan berpikir: Apa hal positif yang bisa saya ambil dari perilakunya yang membuat saya kesal ini?

  • Bukankah bos yang cerewet menandakan dia cukup perhatian pada Anda?
  • Barangkali Anda tidak perlu lagi meraba-raba apa maunya karena setiap kali memberi perintah sudah sangat jelas; atau
  • Mungkin inilah saatnya melatih kesabaran Anda.

 

Contoh lain: Pekerjaan datang bertubi-tubi. Anda bisa stress berkepanjangan dan akhirnya merugikan diri sendiri. Namun, Anda juga dapat mengambil hikmah dari kejadian ini:

  • Bukankah hal ini justru menguntungkan kalau Anda nanti membuka bisnis sendiri?
  • Karena sudah terbiasa di bawah tekanan pekerjaan, Anda jadi pintar dalam menerapkan manajemen waktu dengan baik.

 

Reframing dalam bisnis

Apa pun bisnis yang sedang Anda geluti saat ini, Reframing bisa sangat membantu, khususnya untuk departemen pemasaran dan penjualan. Anda dapat menggunakannya untuk membuat copy iklan yang cerdik dan memperpendek siklus penjualan.

Di bawah ini beberapa kasus yang saya petik dari buku saya, Reframing: Kunci Hidup Bahagia 24 Jam Sehari. Kalau Anda mengamati puluhan iklan di TV maupun papan reklame sepanjang jalan, Anda bisa melihat Reframing di mana-mana. Tengoklah, betapa cerdiknya pemasang iklan mengubah persepsi konsumennya dengan menempelkan ARTI lain dari produknya.

 

Contohnya:

Rokoknya kaum lelaki sejati – Artinya, kalau Anda ingin dianggap lelaki sejati ya Anda harus mengisap rokok ini.

Orang pintar minum jamu – Pesannya adalah: bahkan orang pintar pun sekarang minum jamu.

Mobil dengan slogan Sheer Driving Pleasure – Dengan kata lain, apa pun mobil Anda, dan berapapun harganya, kenikmatan berkendaranya masih kalah dibanding mobil ini.

Anda tentu masih ingat peperangan iklan legendaris antara Coca Cola dan Pepsi Cola dalam merebut hati konsumennya. Coca Cola atau Coke adalah minuman klasik yang paling populer di dunia saat itu. Hal ini telah lama menempel di benak konsumen loyalnya. Akan sulit buat Pepsi untuk mengalahkan Coke bila melabeli produknya lebih klasik dari pada Coke. Pepsi mengambil jalur cerdik dan mengatakan dalam iklannya: ”Anda mau minuman kemarin atau yang terbaru?” Pesan ini berhasil. Artinya, Pepsi adalah minuman anak muda dan Coke adalah minuman orang tua. Sejak saat itu semua iklan Pepsi memakai selebritis kondang muda usia sebagai brand ambasadornya. Tidak heran bila kemudian Pepsi dianggap sebagai minuman ringannya anak muda.Coke tidak tinggal diam. Setelah sebagian pasarnya digerogoti oleh Pepsi, maka mereka meluncurkan New Coke. Hasilnya? Gagal total! Mengapa? Karena produk Coke sudah kadung dianggap sebagai produk untuk orang tua. Akhirnya Coke menyadari dan kembali ke kata klasik lagi: CLASSIC COKE. Pasar pun kembali direbut.

 

Memperpendek siklus penjualan

Buat Anda yang memilih profesi tenaga penjual sebagai pilihan karir, Reframing akan sangat membantu Anda dalam berinteraksi dengan konsumen.

Misalnya,

Bila Anda kebetulan menjual produk yang harganya jauh lebih murah daripada harga pesaing, Anda dapat melakukan Reframing seperti contoh-contoh berikut:

  • Bukankah dengan membeli produk yang lebih murah Anda mengeluarkan jumlah uang yang sama namun mendapatkan lebih banyak barang?”
  • Anda bisa menghemat pengeluaran dan membeli barang lain yang justru lebih berharga baat keluarga Anda.

Namun, bila Anda harus menjual barang yang harganya justru jauh lebih mahal dari pesaing, Anda

bisa melakukan Reframing seperti berikut:

  • Ada rupa ada harga. Barang yang kualitasnya baik tentu saja lebih mahal harganya karena lebih bergengsi, awet, nyaman dan aman dipakai.

Ada satu kisah Reframing yang dilakukan Richard Bandler yang mungkin bermanfaat bagi agen penjualan properti. Suatu hari Bandler mengunjungi sahabatnya, seorang agen real estate. Tak berapa lama datanglah seorang wanita Afro Amerika dan bertanya: “Anda punya rumah yang memiliki halaman luas?” Si agen menjawab, ”Sedang tidak ada stock saat ini. Tapi kalau Ibu mau, tinggalkan alamat dan nomor telpon, akan saya kabari secepatnya.” Si Ibu pun berlalu pergi.

Kalimat “tidak ada stock” adalah sebuah strategi buruk! Bandler lalu bertanya pada sahabatnya: “Punya stock rumah yang dekat sekolah?” Kawannya menjawab: “Ada beberapa.” Bandler lalu cepat-cepat memanggil kembali si Ibu dan bertanya: “Apa yang ingin Ibu lakukan terhadap halaman luas dari rumah yang Ibu cari?” Si ibu menjawab: ”Anak saya sembilan, butuh halaman lebih luas.” Dan Bandler berkata: ”Oh, Ibu punya sembilan anak dan ingin membayar pajak lebih banyak?” Si ibu menjawab: ”Anda orang Amerika kan? Tahukah Anda aturan pajak di negeri ini?”

Tentu saja Bendler tahu dan menjawab: ”Maksud saya bukan pajak itu, tapi pajak properti.” Si ibu kembali berkata: ”Saya tidak mengerti maksud Anda.” Bandler menjelaskan: ”Semakin luas tanah yang Ibu miliki, berarti akan semakin besar pula pajak yang harus Ibu bayarkan.” Si Ibu maklum: “Oh, begitu. Jadi?” Bandler melancarkan strateginya: ”Mengapa Ibu tidak membeli rumah yang dekat sekolah saja. Biarkan sekolah yang mengurus halamannya, sementara anak-anak Ibu bebas bermain di sana. Ada lapangan olah raganya, dan dijaga satpam lagi.

Berapa umur anak Ibu? Apakah cukup dewasa untuk merawat halaman dan membantu Ibu membayar pajak lebih?” Si Ibu berkata: ”Oh, saya malah tidak kepikiran soal itu.”

Bandler dengan cerdik melakukan Reframing: mengubah persepsi halaman luas yang tadinya positif menjadi negatif, dan pada saat yang sama mengubah rumah dekat sekolah yang seringkali disingkiri orang karena berisik dan tidak nyaman menjadi bernilai positif.

 

Kapan Reframing digunakan?

Anda tentu bertanya dalam hati: Bukankah Reframing bisa menjadi alasan pembenaran untuk hal-hal yang sifatnya negatif? Sebagai pebisnis Anda selalu punya banyak pilihan dalam berinteraksi dengan konsumen Anda. Bila produk Anda memang bisa disempurnakan, tentu Anda akan melakukannya untuk memuaskan pelanggan Anda. Namun ada kalanya dalam bisnis Anda dihadapkan pada satu hal yang given (dari sononya).

Kalau Anda menjadi sales, dan perusahaan tempat Anda bekerja sudah memetakan segmentasi serta target konsumen, dan terlanjur membuat produk dalam volume yang sangat banyak, maka pada saat itulah Anda diharapkan dapat menggunakan Reframing dengan efektif dan elegan.

Nah sahabat, kini Anda tahu betapa Reframing membantu memudahkan hidup Anda.

Selamat menjadi pakar Reframing!

 

 

Sumber:  
Channel Youtube
RH Wiwoho
 

Link Youtube: REFRAMING UNTUK MEMUDAHKAN HIDUP ANDA Adakah hal baik dan buruk?

 

Nopember 2021