Artikel ini adalah lanjutan dari sebelumnya, jika belum membaca klik disini
“Saya akan tersentak kaget!”
“Benar. Kamu akan tersentak kaget – dan berhenti buang air kecil tentunya. Jadi, kamu tahu apa yang sudah kamu ketahui tetapi kamu tidak menyadarinya. Yaitu, bahwa kamu bisa berhenti buang air kecil kapan pun dengan alasan apa pun yang kamu pilih. Kamu tidak butuh orang asing menyembulkan kepalanya di pintu kamar mandi. Cukup dengan hal seperti itu, kamu akan berhenti. Kamu akan tersentak kaget. Dan ketika orang itu pergi, kamu akan buang air kecil lagi.”
“Jadi, berhenti mengompol adalah tugas yang sangat sulit. Mungkin kamu akan tidak mengompol untuk pertama kalinya dalam waktu dua minggu ini. Dan harus banyak berlatih untuk “memulai dan berhenti”. Kadang selama beberapa hari kamu lupa berlatih, itu tidak masalah. Tubuhmu akan membantumu dengan memberikan lebih banyak lagi kesempatan bagi dirimu. Dan ada hari-hari di mana kamu mungkin terlalu sibuk untuk berlatih “memulai dan berhenti” ini, itu pun tidak masalah. Tubuhmu akan selalu memberimu kesempatan.
Saya akan sangat terkejut jika kamu sudah berhenti mengompol dalam waktu tiga bulan. Saya juga akan sangat terkejut jika kamu tidak bisa berhenti mengompol dalam waktu enam bulan. Tidak mengompol untuk pertama kalinya akan jauh lebih mudah dibandingkan dengan dua kali berturut-turut tidak mengompol. Dan tiga kali berturut-turut tidak mengompol akan jauh lebih sulit. Dan empat kali berturut-turut tidak mengompol masih akan lebih sulit lagi. Namun setelah itu, semuanya akan menjadi lebih mudah. Kamu bisa mengalami lima, enam, tujuh, seminggu penuh tidak mengompol. Dan kemudian kamu akan menyadari bahwa kamu bisa menjalani seminggu tanpa mengompol dan seminggu berikutnya untuk tidak mengompol.”
Saya habiskan waktu saya bersama gadis kecil itu. Waktu itu tidak ada hal lain yang harus saya lakukan. Saya menghabiskan waktu satu setengah jam bersamanya sebelum saya menyuruhnya pulang.
Sekitar dua minggu kemudian, dia memberi kado untuk saya – selembar sprei rajutan berwarna ungu. Itu adalah kado pertama yang pernah dia berikan setelah mengetahui bahwa dia tidak mengompol lagi. Saya menghargai kado itu. Dan enam bulan kemudian, dia sudah berani menginap di rumah teman-temannya, saudaranya, dan di hotel, serta menikmati saat-saat menjelang tidur.
Menurut saya, keberhasilan gadis kecil itu karena PASIENLAH yang melakukan terapi. Dan saya tidak merasa keluarganya memerlukan terapi, meskipun orangtuanya tidak sabaran, adik-adiknya mengejeknya, teman-teman sekolahnya mengolok-oloknya. Orangtuanya akan menyesuaikan diri saat dia berhenti mengompol. Begitu pula dengan adik-adik dan teman-teman sekolahnya, serta para tetangga. Bahkan, saya tidak melihat adanya cara lain bagi mereka. Saya pikir tidak perlu menjelaskan segala sesuatunya pada sang ayah, ibu, adik-adiknya ataupun orang lain. Saya sudah mengatakan padanya bahwa “DIA SUDAH TAHU TETAPI DIA TIDAK MENYADARINYA.”
Selama ini Anda semua punya pemikiran stereotip bahwa ketika Anda mengosongkan kandung kemih, Anda harus mengosongkan semua isinya. Hal yang penting adalah bahwa Anda semua pernah mengalami keterkejutan yang secara mendadak menghentikan aliran urin. Setiap orang punya pengalaman itu – dan dia sudah melupakannya. Yang saya lakukan hanyalah mengingatkan dirinya akan sesuatu yang sudah DIA KETAHUI TETAPI TIDAK DISADARINYA.
Dengan kata lain, dalam melakukan terapi, Anda mesti menghargai pasien Anda sebagai seorang individu. Seburuk apa pun pengaruh masalah mengompol pasien Anda bagi orangtuanya, adik-adiknya, tetangga-tetangganya dan teman-teman sekolahnya, tidak perlu Anda pedulikan. Masalah utama bagi DIRINYA adalah mengompol, bukan reaksi dari keluarga dan teman-temannya. Yang perlu dia ketahui adalah sesuatu yang “sudah diketahuinya” tapi tidak disadarinya. Sedangkan “terapi”
………… artikel ini bersambung di bulan September 2015
Sumber :
Buku # 1 dari 3 buku terbaru RH Wiwoho yang terangkum dalam
Trilogi Pemimpin, Wanita dan Terapis.
Trilogi # 1 berjudul : Ketika Maju Salah Mundur pun Salah,
Trilogi # 2 : Terapi-terapi Kilat, dan
Trilogi # 3 : Sahabatku Bernama Takut.
Tersedia di toko buku terdekat.
Agustus 2015