IndoNLP

Artikel ini adalah lanjutan dari sebelumnya, jika belum membaca klik disini

 

Kalibrasi dimulai dengan deskripsi berbasis inderawi dari analog orang lain. Setelah Anda melihat sekumpulan hal yang sama berulang kali dari ekspresi perilaku seseorang, serta telah menguji dan meyakinkan bahwa hal yang sama selalu terjadi pada saat tertentu, Anda bisa memastikan bahwa Anda telah melakukan “kalibrasi” pada keadaan tertentunya itu. Artinya, di waktu yang akan datang, Anda dapat mengenali konstelasi yang sama dari sinyal analog orang tersebut dan TAHU apa yang sedang terjadi pada orang itu tanpa harus bertanya kepadanya.

Kalibrasi bukan hal yang luar biasa. Pada saat Anda menempelkan tangan di dahi anak Anda untuk mengetahui apakah ia demam, Anda sedang melakukan kalibrasi. Ketika Anda menghadiahkan sesuatu kepada seorang sahabat dan Anda memperhatikan suara serta ekspresi wajahnya untuk mengetahui apakah ia menyukainya atau tidak, Anda sedang melakukan kalibrasi. NLP merapikan prosesnya dan membuatnya penting serta bisa dijadikan alat komunikasi yang lebih jelas.

Benefit dari kalibrasi adalah menjaga Anda untuk selalu peka pada isyarat inderawi orang lain. Di samping itu, Anda menjadi lebih pandai memahami ketika orang yang Anda cintai atau rekan kerja Anda mengalami dan mengekspresikan sesuatu yang baru atau Anda tidak familier sebelumnya. Alih-alih memperlakukan mereka seperti biasanya, Anda dapat memperlakukannya sebagai sebuah pertanda bahwa Anda perlu tahu lebih banyak lagi tentang apa sebenarnya yang sedang terjadi pada mereka.

Kalibrasi bisa menjadi sangat penting, khususnya berhubungan dengan pemahaman dan komunikasi dengan anak. Anak-anak sering merasa tidak mau atau tidak mampu secara verbal mengekspresikan apa yang sedang terjadi pada diri mereka. Hal ini mendorong orangtua untuk belajar mengobservasi lebih jauh kalibrasi sang anak.

Sebagai contoh, remaja sering tidak mau menceritakan apa yang sedang terjadi pada diri mereka. Namun Anda bisa belajar untuk mengenali perbedaan ketika anak remaja Anda sedang merasa diacuhkan atau cuma sekadar lelah saja, sehingga Anda dapat meresponnya dengan lebih tepat.

Anak kecil seringkali tidak mampu mengutarakan secara verbal apa keinginan mereka. Dengan melakukan kalibrasi pada kebiasaan anak serta ekspresinya, Anda dapat mengetahuinya ketika ia merasa ketakutan setelah menonton suatu acara di TV, atau ia sedang meriang, bingung, bosan, merasa dimusuhi atau ditinggalkan dan seterusnya.

Dengan kawan atau rekan kerja, Anda berkesempatan untuk mengkalibrasi respon internal mereka dari waktu ke waktu. Ketika Anda semakin tajam melakukan kalibrasi dan lebih akurat dalam merespon perasaan serta pemikiran mereka, bukan hanya hubungan Anda yang semakin mulus, melainkan juga orang-orang di sekitar Anda pun akan merasa lebih dihormati dan dihargai.

Kalibrasi, ringkasnya adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang dengan mengamati ekspresi perilakunya, atau analognya. Analog adalah sesuatu yang berhubungan dengan yang Anda lihat, dengar, rasa, cium atau cecap. Analog termasuk postur, gerakan tubuh, perubahan otot wajah, petunjuk mata, posisi bibir, nada suara, tempo, volume, titi nada, dan seterusnya. Keadaan internal seseorang selalu diekspresikan secara analog, dengan derajat yang berbeda-beda.

Kalibrasi adalah proses mengamati bahwa orang selalu memanifestasikan hal-hal kecil yang khas dari perilaku analognya ketika ia dalam keadaan tertentu. Perilaku analognya inilah yang kita pakai sebagai “pertanda” yang dapat digunakan untuk mengenali apakah orang itu sedang berada dalam keadaan itu lagi.

Memahami apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang melalui kalibrasi memungkinkan kita memahami orang itu. Dan yang paling penting, memungkinkan kita merespon dengan tepat dan respek.

***

 

Kalibrasi merupakan sebuah kemampuan yang sangat strategis dalam bisnis. Dalam sebuah in-house training di daerah Puncak, Cipanas, misalnya, saya ingin tahu mana peserta yang merupakan orang paling berpengaruh di perusahaan tersebut. Sebelum membuka training saya bertanya kepada para audiens, “Apakah sebaiknya kita buka jendela saja?” Saya mengamati dengan cermat, seperti halnya kisah Birbal dan Raja Iran di atas, semua orang berpaling ke arah “orang kunci” atau pengambil keputusan di organisasi itu, untuk meminta persetujuan.

Bukankah ini cara yang elok dan efektif?

 

Sumber :
Buku # 3 dari 3 buku terbaru RH Wiwoho yang terangkum dalam
Trilogi Pemimpin, Wanita dan Terapis.

Trilogi # 1 berjudul : Ketika Maju Salah Mundur pun Salah,
Trilogi # 2 : Terapi-terapi Kilat, dan
Trilogi # 3 : Sahabatku Bernama Takut.
Tersedia di toko buku terdekat.

 

 

 

 

 

 

Desember 2014